About Me

 

Hanya seorang peselancar di dunia maya, thats all...

×

Fakta Pendidikan Politik Di Indonesia


Sadarkah kalian apa yang terjadi saat ini?


Mungkin sekarang saya akan sedikit membahas situasi Bangsa Indonesia, situasi bangsa yang saya cerna dalam otak, lalu saya ekspresikan dengan kata. Situasi dimana Trend Politik sedang membooming, Woow :)). Yupz, Demam politik? Semua orang terkena dampaknya. Mulai dari bocah ingusan yang doyan memakai kaos partai hingga bapak-bapak beruban dengan dasi dan jas mahal. Lalu Bagaimana dengan yang muda? yang katanya memiliki intelektual dengan latar belakang pendidikan yang baik? Pasti, kita semua juga terkena dampaknya.

Banyak kita lihat beberapa waktu lalu pemuda atau pemudi yang ikut berpartisipasi dalam pesta rakyat yang diselenggarakan 5 tahun sekali. Lihat saja contohnya seperti yang ada di sosial media. Semua orang berpendapat mengenai jagoannya masing-masing. walau tidak jarang ada yang saling menjatuhkan pasangan lainnya. Lantas, yang menjadi pertanyaan saya selama ini, apakah pantas berpolitik dengan cara menjatuhkan pasangan lain yang benar atau tidaknya yang terkadang hanya menjadi opini semata?

Inilah beberapa fakta pendidikan politik Indonesia saat ini yang saya lihat, Fahami dan Rasakan :D

1. Lebih Tertarik Dengan Kelemahan Lawan, Dibanding Telusuri Lebih Dalam Jagoannya

Bodoh Jika Kamu suka Teh hanya dengan mencari keburukan kopi

Lihat saja di media apapun, trik ini seolah menjadi gaya dalam pendidikan politik kita di Indonesia. Tanpa dibayar atau bukan tim sukses pasangan calon presiden, kita berlomba-lomba mencari kelemahan lawan calon yang kita unggulkan. Demi apa? mungkin agar masyarakat atau teman kita bakal berpindah ke calon pemimpin yang kita pilih. Namun yang ada hanya saling menghina satu dengan yang lain, tanpa ada penyelesaiannya.

2. Presiden itu Agamanya harus ini, Sukunya harus itu

"Tidak penting apa Agama atau sukumu... Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang. Orang tidak akan pernah tanya apa Agamamu…"
K.H Abdurrahman Wahid
Saya hanya tahu negeri ini adalah negeri yang sangat kaya, dimana memiliki jutaan perbedaan. Mulai dari agama, ras, suku, budaya dan semuanya menjadi satu dengan apa yang disebut Indonesia. Namun, yang saya perhatikan belum lama ini, semua orang tampak meragukan semua calon pemimpin bangsa ini. Melalui apa? melalui keyakinan mereka masing-masing, melalui warna kulit dan suku yang menjadi darah daging mereka.

Lihat saja, semua pendukung mereka tak segan-segan menjatuhkan lawan dengan mengandalkan suku, ras, agama dan antar golongan yang menurut sebagian masyarakat kita sangat sensitif. Apa gunanya?sama saja, hanya demi meragukan keyakinan masyarakat dalam memilih siapa calon yang layak menjadi presiden atau tidak. Satu hal yang paling menyedihkan, mereka lupa bagaimana usaha calon pemimpin tersebut selama ini, apa prestasi mereka selama ini hingga mereka memberanikan diri untuk maju sebagai calon presiden. Kita semua pastinya tahu, bahwa menjadi calon pemimpin itu tidaklah gampang.

3. Uang Adalah Segalanya

Kasih saja mereka uang, mereka pasti diam kok

Saya akui saya bukanlah orang pintar, tapi saya tidak cukup bodoh melihat televisi yang terlihat menjatuhkan pasangan lawan. Lihat saja, stasiun TV satu menjelekkan si A dan membanggakan si B, begitupun stasiun TV lainnya yang berkebalikannya. Apakah ini adalah satu pendidikan politik yang harus kita dapatkan? Bahwa media adalah satu alat yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam beropini dan memberi pendapat? Dapat dibayangkan berapa uang yang mereka habiskan hanya untuk beriklan, apakah ini salah satu kampanye politik yang ada di negara maju dunia yang kita tiru?Saya rasa banyak sekali negara maju yang berpolitik dengan dana minimalis, contohnya saja Jepang. Apakah pendidikan politik seperti di Jepang ini memang tidak layak untuk masyarakat Indonesia?

4. Politic is a joke?


Sedikit benar jika politik kita saat ini adalah sebuah lawakan. Semua mencoba melawak hanya untuk mendapatkan simpati sebanyak-banyaknya. tapi hal ini bukan berarti bahwa pemimpin kita berhak dijadikan bahan sebuah lelucon yang tidak ada dasarnya bukan?Lihat saja banyak sekali satu dua orang yang membuat pemimpin kita tampak menjadi sebuah lelucon yang layak ditertawakan. Apakah dengan menertawakan orang seperti ini kita akan menjadi pintar?saya rasa tidak. Mungkin bisa disamakan dengan menonton televisi swasta yang mengandalkan tepung dan gabus, kamu bisa memukul dan memberikan tepung ke orang-orang, tapi apakah dengan begitu kamu lebih baik dari mereka?

5. Peduli Politik Tapi Golput

Pergi ke toilet tapi bingung mau kencing dimana

Pernahkah kalian mengalami yang namanya pilihan? ketika kita mendapat pilihan, kita harus menentukan yang mana kita pilih diantara 2 atau lebih pilihan tersebut. Namun yang kita lakukan dengan tidak memilih apa-apa. Lalu apa yang kita harapkan dengan itu?

Banyak orang yang lebih suka dengan golput karena mereka melihat calon pemimpin yang ada tidak ada benarnya. Mungkin mereka berharap bahwa jika suatu saat si presiden melakukan tindakan yang dianggap salah, itu berarti bukan karenanya. Mereka tidak mau ambil resiko dengan memilih yang suatu saat nanti akan berakhir mengecewakan. Inikah pendidikan politik di Indonesia?

Lalu siapa yang akan mereka pilih?seorang nabi yang tiba-tiba muncul? ataukah keluarganya atau rekan terdekatnya?atau justru dirinya sendiri? Sangat tidak adil jika kita menyalahkan orang yang dipilih dan juga orang yang memilih atas kebobrokan bangsa ini. Cobalah untuk dewasa, mereka mungkin bukan orang yang sempurna. tetapi pasti ada yang lebih baik, dengan menggunakan sedikit hati nurani kita masing-masing.

Apakah ini realita ataukah hanya pendapat saya saja gan? Jika benar, mungkin sudah waktunya kita bukan hanya pintar, tetapi juga lebih Bijak.


Label : »
Penulis : Abdee Neugara » 23.14

1 komentar

  1. saya sangat setuju dengan artikel anda, apalagi poin nomor 5. Peduli Politik Tapi Golput, banyak kalangan yg muda dengan mudahnya mengatakan peduli politik tapi ketika disuruh memilih malah Golput dan mengatakan bahwa Golput itu utk menghindari dosa karena memilih pemimpin yg nantinya akan melakukan kesalahan.

    moga saja setelah Pemilu tahun 2014 yg sudah usai memberikan pembelajaran politik kepada rakyat Indonesia dengan baik sehingga siap menghadapi Pilkada di daerahnya masing-masing

    Salam dari Kalimantan Selatan

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya, Hubungi kami jika menemukan Konten/file yang rusak/corrupt.
Links Hidup dalam Komentar akan Otomatis terhapus.

Note :
Untuk Menyisipkan LINK, silahkan klik pada bagian [Beri Komentar Sebagai] dan pilih NAME/URL sebelum mempublikasikan komentar Anda.